Tentang Aku

Foto saya
Bandung, jawa barat, Indonesia
Bermimpilah seperti jika anda akan hidup selamanya, jalani hidup seperti jika anda akan mati hari ini. Karena Semua mimpi kita akan menjadi kenyataan, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya. Dream as if you’ll live forever, live as if you’ll die today cause All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them. ~ James dean & Walt Disney ~

Jumat, 15 April 2011

" Bulan Ke Enam Aku Menikah "

Namaku Nadara Juwita Kirani, cukup panggil aku Dara saja, yupz...begitu orang-orang memanggil namaku, kecuali Satria yang selalu memanggilku dengan panggilan Nad, panggilan sayangnya kepadaku. Udah hampir 4 tahun kami menjalin hubungan, dan ditahun ini kami mulai berani mengatakan kalau kami menjalani hubungan ini lebih serius dari sebelumnya, tahun ini kami berencana melanjutkan hubungan kita menuju hubungan yang lebih abadi...PERNIKAHAN...semoga apa yang kami berdua impikan bisa dapat terwujud untuk menyempurnakan kebahagiaan kami selama ini..amien..Seperti biasa pagi ini aku berangkat ke kantor, duduk manis di halte menunggu bis sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaanku. Meski cuaca agak mendung tapi sama sekali tak menyurutkan semangatku hari ini. Lamunanku sedikit tersentak mendengar bunyi sms di hpku, "Selamat pagi Nad Mentariqu" sms sederhana tapi punya arti luar biasa buatku, tentu saja pesan singkat dan berkesan itu dari Satria, "Senyum Nad untuk Satria" balasan smsku untuk Satria. Kepindahan Satria ke luar kota membuatku jadi jarang beremu dengan Satria, biasanya dia selalu mengantarku ke kantor dengan
vespa kesayangannya dan menjemputku sore harinya, tapi sekarang sedikit berbeda, kami hanya bisa bertemu seminggu sekali pas weekend, tak apalah yang penting komunikasi tetap terus berjalan. Dalam suatu hubungan intinya kan kepercayaan dan komunikasi.Jadi kepindahan Satria ke luar kota bukan masalah yang besar buat kami, dia pindah juga kan untuk sesuatu yang lebih baik lagi buat masa depannya, dan tampaknya juga menjadi bagian dari masa depanku.


Akhirnya sampai juga di kantor, aku bekerja di salah satu butik terkenal di Bandung, mendesign baju memang hobbyku dari  masa sekolah dulu, sampai akhirnya aku bisa memwujudkan cita-citaku menjadi seorang designer muda yang handal. Aku ingin  sekali mendesign sendiri baju pernikahanku, tak terbayang sebentar lagi semua itu akan terwujud. Setelah menyelesaikan sedikit gambar design baju impianku aku bergegas keluar kantor karna siang ini aku memiliki janji dengan klien baru yang ingin menggunakan designku untuk baju pernikahannya. Pukul setengah satu aku langsung meluncur ke tempat kami janjian. Rupanya Beliau termasuk orang yang tepat waktu, kami datang bersamaan pada saat itu.
"Selamat siang, dengan Alfian???saya Dara..."Kataku sambil berjabat tangan, sebenarnya proyek  Alfian untuk pernikahannya telah hampir selesai karena aku tinggal melanjutkan saja apa yang ada, sebelumnya proyek ini ditangani oleh Fina, namun karena dia sedang cuti hamil maka aku yang melanjutkannya. Aku hanya ditugasi mendesign baju saat akad saja, kuberikan contoh gambar design koleksiku yang sering dipakai oleh klienku yang lain. Alfian membolak balik lembar album contoh gambar design kebaya pengantinku dengan serius, tampaknya dia benar-benar menginginkan pesta pernikahan yang sempurna, sangat detail sekali dia memperhatikan satu persatu contoh gambarku.
"Masih ada yang lain, saya kurang cocok dengan design-design ini???Tanyanya
"tenang semua bisa diatur, Mas bisa mendeskripsikan pernikahan seperti apa yang mas impikan?"Dia lama tak menjawab pertanyaanku, hanya mengeryitkan dahi menandakan dia sedang memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba pandangannya tertuju pada selembar kertas yang ada di map fileku.
"Kenapa gambar ini tidak ditawarkan pada saya???Tanyanya sambil mengambil selembar kertas yang berisi gambar design baju pernikahan impianku. Aku hanya bisa diam dan tersenyum, bagaimana mungkin aku bisa menawarkan design kebaya impianku pada orang lain, aku ingin menjadi satu-satunya orang yang memakai gaun itu.



"Saya pilih yang ini, mbak bisa menelpon saya pada saat fitting sudah siap."
Aku terhenyak kaget mendengar permintaannya, bingung bagaimana cara menolaknya, apa aku harus mempertaruhkan keprofesionalan kerjaku untuk sebuah impian pernikahanku sendiri.
"Kok diam aja dari tadi, saya terlalu seriuskah??maaf saya memang seperti ini orangnya.
"Bukan begitu maksud saya mas, tapi design yang mas pilih sudah menjadi pesanan orang lain"
"Panggil Alfian aja nggak papa biar ga keliatan kaku, memang ga bisa ya kalo saya minta design tadi?"
"baiklah nanti saya buatkan yang hampir sama persis dengan gambar tadi"
"Pernikahan ini saya harapkan menjadi yang pertama dan yang terakhir, saya ingin semuanya sempurna, jadi saya ingin design baju pernikahan saya seperti yang di gambar bukan yang hampir sama persis"
"Oke Alfian, kalo udah siap fitting nanti aku calling lagi" Aku terpaksa mengiyakan.

                                                             .....~......

Malamnya aku menceritakan kejadian siang tadi pada Satria by phone.
"dont worry Nad syang, aku yakin calon istriku punya otak brilian buat bikin design baru yang jauh lebih bagus"komentarnya datar.
"Tapi itu kan termasuk salah satu karya terbaikku, apalagi itu untuk pernikahan kita."
"Aku tau sayang..tapi mau gimana lagi, kamu juga kan harus profesional"
"Selalu deh kamu menganggap enteng sesuatu yang aku anggap berat"
"tuh kan pasti langsung manyun, okelah...apapun yang jadi keputusan kamu, aku dukung seratus persen."
"Nah gitu donk, gimana juga kan ini buat pernikahan kita...Luv U...pangeranku."
"Luv u too my Cinderella,,,
                                                      ...........~.........

Pagi ini aku langsung menemui Alfians untuk mencoba melobbynya lagi supaya dia mau merubah niatnya atas designku. Aku menjelaskan semuanya meskipun dengan sedikit keraguan, takut kalo penjelasanku ini tidak cukup ampuh membuatnya berubah pikiran.
"Bulan Ke Enam aku menikah, aku ingin terlihat sangat cantik dengan gaun itu" pintaku
Alfian diam beberapa menit, menatapku dengan pandangan yang terasa lain, ada rasa aneh dalam tubuhku, Satria pun tak pernah menatapku setajam ini, tiba-tiba tanganku gemetaran tak jelas, aku hanya bisa diam saat Alfian menggengam tanganku, dalam hati aku menghardik diriku sendiri "gampangan sekali kamu Dara"
"Astagfirulloh...."kataku dalam hati sambil cepat-cepat menepis genggaman tangan Alfians yang entah maksudnya apa, tapi aku yakin seratus persen bahwa dia tidak punya niat yang jelek untuk itu.
"Maaf...aku ga bermaksud...."kata Alfians
"ga papa...aku juga maaf..."balasku
Suasana yang terjadi sungguh sangat aneh, kami berdua seperti salting sendiri, aku hanya tersenyum kecil mendengar permintaan maafnya seolah-olah apa yang baru saja terjadi adalah bukan masalah yang besar buatku, padahal aku tak seharusnya menganggap ini biasa-biasa saja.
                                                     .........~............

Aku masih selalu tergiang dengan semua ucapanya siang itu, 3 bulan berlalu ternyata tak cukup ampuh membuatku lupa pada setiap kata yang dia ceritakan padaku. Aku ga bisa membohongi perasaanku sendiri kalau otak dan pikiranku sudah diracuni oleh cerita-ceritanya.
"Kamu lebih pantas memakai gaun itu dibanding calon istriku sendiri" kata-kata itu yang terus meracuni pikiranku, bagaimana mungkin keraguan itu muncul di saat 3 bulan sebelum pernikahanku. 3 bulan yang singkat itu ternyata mampu membuatku terasa begitu nyaman di dekatnya, dan merasa begitu biasa-biasa saja ketika aku dengan sadar mengabaikan Satria. Keraguanku semakin bertambah ketika aku mendapat kabar bahwa Alfians membatalkan rencana pernikahannya yang tinggal satu bulan lagi itu. Pernikahan memang bukan hal yang main-main, mungkin Alfian benar kalau dia lebih baik memilih mundur daripada dia harus terus tersiksa dengan kemunafikannya sendiri menerima perjodohan itu dan menikah tanpa adanya sedikitpun rasa cinta.Bagaimana dengan aku?????siapakah yang jadi jodohku nanti???Satriakah??ato malah.....


>>>>>>>>>>to be continued........................................................................