Tentang Aku

Foto saya
Bandung, jawa barat, Indonesia
Bermimpilah seperti jika anda akan hidup selamanya, jalani hidup seperti jika anda akan mati hari ini. Karena Semua mimpi kita akan menjadi kenyataan, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya. Dream as if you’ll live forever, live as if you’ll die today cause All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them. ~ James dean & Walt Disney ~

Kamis, 16 Desember 2010

Surat Cinta Tak Tersampaikan

mungkin surat ini tak akan pernah tersampaikan, tak pernah bisa dibaca oleh orang yang tertuju, seseorang yang
meninggalkan aku delapan belas tahun yang lalu. Seseorang yang selalu membuat batinku bergejolak bila mengingatnya,
seseorang yang sangat kusayangi tapi juga sangat aku benci.Airmataku saja sampai kering bila mengingat semua luka
dan kekecewaan yang beliau hadiahkan dalam hidupku.
Kulalui hidupku hari demi hari dengan mengubur semua kenanganku denganmu, kenangan yang kadang membuatku tersenyum
sendiri dan bukan tak mungkin membuatku menangis sedih. sama seperti perasaanku yang tak menentu, kadang aku sangat
merindukanmu dan dalam sekejab saja rasa kangen itu bisa berubah menjadi rasa benci dan dendam yang teramat dalam.
Masih teringat jelas dalam benakku kebiasaan-kebiaasaan keluarga kita, tiap hari minggu atau hari libur kita berlima
selalu menghabiskan waktu bersama bermain-main di pantai, pergi ke kebun binatang, keliling kota Surabaya seharian
penuh, jalan-jalan ke tempat hiburan anak untuk bermain sepuasnya, yang paling aku ingat adalah Aku dan papa selalu
naik bom bom car berdua, itu karena aku masih belum berani naik sendiri, papa selalu memangku aku di
belakang setir, dan ketika aku sudah sebesar ini aku jadi tak mau naik bom bom car lagi, terlalu perih jika aku harus
mengulang semua memory itu. Kenangan yang indah tapi menyakitkan. Papa selalu membelikan aku boneka barbie, dan satu
persatu koleksi barbieku aku buang hanya karena tak mau menambah rasa kehilanganku terhadap papa. Aku masih ingat,
di ulang tahunku yang 10, papa datang ke sekolahku untuk memberi bingkisan kecil sebagai hadiah ulang tahhunku, saat itu
aku merasa sangat bahagia, merasa berhak memiliki lagi papaku yang dulu, sebuah boneka lucu berkaki panjang, aku selalu
membawa boneka itu ke mana aku pergi, aku menganggap boneka itu adalah temanku, pengganti papa.
Tapi boneka itu ternyata tak bertahan lama, semakin aku melihat boneka itu semakin menambah kerinduanku pada papa,
dan rasa rindu itu pula yang akhirnya menumbuhkan rasa kebencian di hatiku terhadap sosoknya. tanpa ragu aku membuang boneka
itu di bak sampah depan rumah, sambil menangis aku masuk ke kamar, di balik jendela kamar aku melihat bonekaku lusuh
seakan sedih karena terbuang. Dan mulai saat itu kukuatkan hatiku untuk mengubur dalam-dalam semua kenanganku bersama papa,
menghapus bayangan papa dalam hidupku, menyakinkan hatiku bahwa aku bisa tanpa papa.
Dan sekarang delapan belas tahun sudah aku menjalani kehidupanku tanpa kehadiran beliau, aku bisa membuktikan pada semua
orang bahwa tanpa beliaupun aku bisa menjalani kehidupanku dengan penuh rasa bahagia, bisa menjadi anak kebanggaan mama
yang selalu siap berada di samping beliau untuk menggantikan sosok papa.
papa...lidahku pun terasa kelu menyebut namamu, mungkin karena aku tidak terbiasa memnaggil namamu, delapan belas tahun
yang lalu, aku dipaksa oleh keadaan untuk melepasmu, sungguh itu adalah saat yang paling menyakitkan, paling membuatku
kecewa dan terluka. tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa Tuhan akan begitu hebatnya mengujiku dengan takdir yang
begitu perih, ditinggalkan oleh orang yang aku sayangi.
papa...pernahkah papa menyadari sedikit saja bahwa luka yang papa tinggalkan sangat membuatku tersakiti, papa
adalah milikku tapi kenapa papa tak mengijinkan aku memilikimu. papa masih ada di dunia ini, tapi kenapa keberadaanmu
tak pernah untukku.katanya papa selalu menyayangiku, tapi kenapa sikapmu seperti orang yang tak pernah mencintaiku
sedikitpun, katanya papa tak pernah berhenti merindukanku, tapi mengapa papa tak pernah menemuiku meski cuma sebentar
saja.Tak berartikah aku di mata papa???sampai-sampai kita berdua menjadi orang yang sangat asing satu sama lain
meskipun dalam darahku mengalir darahmu.
Pesan terakhirku untukmu papa....jangan pernah kembali dalam kehidupan kami karena itu akan menambah luka kami semua,
jangan pernah ikut merasa bahagia dan bangga dengan keberhasilan kami karena engkau sama sekali tak berhak untuk melakukan
hal itu. pintu hati kami telah tertutup rapat untuk menerima kehadiranmu lagi, biarkanlah kami bahagia dengan kehidupan kami.